“Festival yang digelar atas kerja sama Pemprov Gorontalo, Dinas Pariwisata Bone Bolango, dan Balai Taman Bogani Nasional Nani Wartabone, WCS dan Biota ini memiliki banyak manfaat dan tujuan,” ucap Rudy di Gorontalo, Sabtu.
Menurut dia, selain menjual nilai pariwisata festival itu juga dapat mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat seperti meningkatkan pendapatan masyarakat sampai menciptakan lapangan kerja.
“Untuk itu kita bersinergi terus bersama-sama dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Kita juga selalu meningkatkan kualitas dari event ini agar mendapatkan banyak pengunjung dari wisatawan, baik itu dalam negeri maupun luar negeri,” ujar Rudy.
Rudy mencontohkan pelaksanaan Gorontalo Half Marathon pada dua pekan lalu yang mengundang banyak antusias hingga hotel-hotel di Gorontalo terisi penuh. Ia pun mengharapkan Festival Maleo dapat menjadi event besar bahkan masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN).
Ia berharap pelaksanaan festival yang dirangkaikan dengan Hari Maleo Sedunia ini bisa mengangkat simbol maleo sebagai burung endemik yang menjadi ikon daerah Gorontalo. Serta memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan lokal domestik maupun mancanegara.
“Harapan kami dengan adanya event-event seperti ini maka UMKM akan berkembang lagi sehingga banyak produk-produk yang bisa meningkatkan perekonomian di daerah. Untuk itu kami mohon kiranya semoga event ini akan lebih besar lagi kedepannya,” harap Rudy.
Festival Maleo 2024 berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 15-17 November yang dimeriahkan dengan banyak pengisi acara dan perlombaan seperti lomba dayung di Danau Perintis, lomba foto pariwisata. Ada juga lomba mewarnai Maleo tingkat TK dan SD sebagai bagian dari edukasi dan pelestarian maleo, serta pameran UMKM dan pameran foto.
Artikel Asli