Dunia

Tradisi kopi ubah gaya hidup di Ankara, Turki

Ankara (KLiCk) – Dahulu dikenal sebagai pusat kopi tradisional Turki, Ankara, ibu kota Turki, kini bangkit dengan tren kopi yang berbeda.

Lonjakan kafe bergaya Barat, third-wave roaster, dan sekelompok anak muda pencinta kopi menyuntikkan vitalitas ke dalam sejarah kopi di kota tersebut.

Di seluruh Ankara, terutama di daerah permukiman di pusat kota seperti Kizilay, kafe-kafe modern menjamur, menawarkan cita rasa dan pengalaman baru bagi warga setempat.

Mulai dari para komuter pada pagi hari hingga para penikmat kopi yang menyeruput kapucino setelah tengah malam, evolusi tradisi kopi ini mentransformasi cara masyarakat menghabiskan waktu senggang di kota itu.

Seorang karyawan menyiapkan kopi untuk pelanggan di sebuah kedai kopi di Ankara, Turki, pada 10 Juni 2025. (Mustafa Kaya/Handout via Xinhua)

Jika dahulu teh dan kopi Turki mendominasi, saat ini jalanan dipenuhi kedai kopi yang menyajikan kopi flat white dan cold brew untuk meredam teriknya musim panas.

Kafe-kafe kontemporer itu semakin menjadi bagian rutin dari rutinitas harian sejumlah besar kaum profesional muda, pelajar, dan bahkan pensiunan, menawarkan lebih dari sekadar lonjakan kafein.

“Dengan ruang yang lebih besar dan nyaman, para penggemar kopi telah menemukan tempat dengan pilihan produk dan harga yang lebih beragam. Hasilnya adalah peningkatan yang menakjubkan dalam budaya kopi,” kata Ahmet Erdogan, seorang pencinta kopi setempat, kepada Xinhua.

Sambil menikmati minuman dingin di Kizilay yang ramai, Erdogan mengatakan bahwa meskipun negaranya memiliki tradisi kopi Turki yang sudah lama ada, “pengenalan rasa baru disambut dengan sangat baik.”

Seorang karyawan menyiapkan kopi untuk pelanggan di sebuah kedai kopi di Ankara, Turki, pada 10 Juni 2025. (Mustafa Kaya/Handout via Xinhua)

Perkembangan budaya minum kopi menyoroti perubahan gaya hidup masyarakat. Saat ini, kafe memiliki banyak fungsi seperti area belajar, ruang kerja jarak jauh, dan tempat berkumpul.

Tren baru dalam budaya minum kopi ini juga menciptakan peluang kerja bagi kaum muda, terutama di saat negara itu sedang menghadapi kondisi perekonomian yang penuh tantangan.

“Ada minat yang semakin besar terhadap budaya kopi, baik dari kalangan anak muda maupun generasi yang lebih tua,” ujar Erenay Saglam (26), seorang barista perempuan di sebuah kafe di Kizilay.

“Di Turki, ada keterikatan historis terhadap kopi yang berasal dari zaman Ottoman dan ini telah menjadi asal mula ketertarikan pada budaya kopi saat ini,” jelasnya.

Orang-orang membeli kopi di kedai kopi di Ankara, Turki, pada 10 Juni 2025. (Mustafa Kaya/Handout via Xinhua)

Tren baru dalam budaya minum kopi ini juga menciptakan peluang kerja bagi kaum muda, terutama di saat negara itu sedang menghadapi kondisi perekonomian yang penuh tantangan.

“Membuat kopi itu menyenangkan, menyajikan kopi kepada pelanggan yang puas itu lebih menyenangkan lagi,” tutur Saglam sambil tersenyum.

Bagi banyak orang, bekerja di kafe bukan hanya sebuah profesi, tetapi juga sarana untuk membangun koneksi dengan orang lain.

Semakin banyak anak muda memilih karier sebagai barista, dan sebagian besar memilih pengalaman praktis dan pelatihan barista daripada jalur pendidikan konvensional.

“Saya memilih menjadi barista karena keputusan pribadi saya, saya tidak ingin melanjutkan pendidikan di universitas, jadi saya mengambil kursus dan sertifikat untuk menjadi barista,” ujar Ahmet Burhan Durmus, seorang barista berusia 21 tahun yang bekerja di Kizilay.

“Di Ankara, budaya kopi terus berkembang. Sama seperti di Istanbul, sekarang Anda bisa menemukan banyak kedai kopi yang tetap buka hingga larut malam,” ujar pemuda itu.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita KLiCk.


Artikel Asli

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button