Dunia

Menlu Turki: Pembicaraan nuklir AS-Iran mungkin bisa dilanjutkan

Ankara (KLiCk) – Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan pada Jumat ada kemungkinan AS dan Iran akan melanjutkan perundingan nuklir di Oman dan “kemungkinan rekonsiliasi” antara Washington dan Teheran tetap ada.

“Presiden kami (Recep Tayyip Erdogan) telah menjelaskan kepada kedua belah pihak bahwa kami siap memainkan peran apapun dalam masalah ini. Saya pikir ini akan menguntungkan peserta lain juga.”

“Ada rumor bahwa proses yang dimulai di Oman akan dilanjutkan. AS dan Iran mungkin akan bertemu di suatu tempat, saya yakin ada kemungkinan rekonsiliasi,” kata Fidan kepada saluran TV A Haber dalam sebuah wawancara.

Masalah nuklir hanyalah salah satu aspek dari proses yang sedang berlangsung antara Israel dan Iran, imbuh Fidan.

“Serangan Israel terhadap Iran telah mendorong Iran ke titik membela diri. (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu tidak ragu-ragu memicu gejolak di kawasan demi keuntungan pribadinya. Israel tidak punya kekuatan untuk menghancurkan program nuklir Iran,” kata Fidan.

“Dalam 12 hari, perang ini berakhir untuk saat ini, namun ada kesepakatan yang dibuat dengan ketentuan bahwa kemampuan nuklir perlu dihancurkan. Sekarang ada masa hening dan untuk membuatnya bertahan lebih lama, diperlukan kesepakatan antara Iran dan AS,” imbuhnya.

Pada Rabu, Presiden AS Donald Trump mengatakan setelah pertemuan puncak NATO di Den Haag bahwa pembicaraan antara perwakilan AS dan Iran akan berlangsung minggu depan.

Trump menambahkan bahwa pembicaraan tersebut dapat menghasilkan kesepakatan, meskipun ia tidak melihatnya sebagai suatu keharusan.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan pada Kamis bahwa Iran belum memutuskan apakah akan mengadakan putaran pembicaraan baru dengan AS atau tidak. Masalah tersebut sedang dibahas.

Situasi di Timur Tengah memanas pada 13 Juni, ketika Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran, menuduhnya melaksanakan program nuklir militer rahasia. Iran membalas serangan Israel dengan menyerang target militer di dalam wilayah Israel.

Iran juga membantah adanya tujuan militer dalam program nuklirnya. Klaim tersebut didukung oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang mengatakan mereka tidak memiliki bukti kepemilikan senjata nuklir Teheran.

Pada 22 Juni, AS menyerang tiga situs nuklir Iran — Natanz, Fordow, dan Isfahan — sehingga memicu Teheran untuk meluncurkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid AS di Qatar pada 23 Juni.

Presiden AS Donald Trump pada 24 Juni mengatakan bahwa Israel dan Iran menyepakati gencatan senjata guna mengakhiri “perang yang berlangsung selama 12 hari.”

Pada Selasa, Trump mengatakan gencatan senjata antara Iran dan Israel telah berlaku dan mendesak kedua belah pihak untuk tidak melanggarnya.

Sumber: Sputnik-OANA

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita KLiCk.


Artikel Asli

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button