Pertunjukan antariksa di New York ungkap masa depan Galaksi Bimasakti

New York City (KLiCk) – Museum Sejarah Alam Amerika (American Museum of Natural History/AMNH) di New York City, Amerika Serikat (AS), meluncurkan pertunjukan antariksa terbaru yang menyajikan kisah tentang pergerakan kosmik dan dampaknya terhadap sistem tata surya, sekaligus menyuguhkan petualangan mengarungi sejarah dan masa depan galaksi Bimasakti.
Bertajuk “Encounters in the Milky Way”, pertunjukan imersif ini akan dibuka untuk umum pada Senin (9/6) mendatang. Sebagai pertunjukan antariksa ketujuh di Hayden Planetarium AMNH, “Encounters in the Milky Way” dikembangkan oleh sebuah tim yang terdiri dari astronom, ahli visualisasi ilmiah, dan seniman.
Pertunjukan tersebut dirancang untuk mengeksplorasi pergerakan dinamis alam semesta, menelusuri masa lalu Bimasakti sejauh miliaran tahun ke belakang, dan memproyeksikan masa depannya hingga jutaan tahun ke depan.

Pertunjukan antariksa ini disajikan di sebuah teater yang dilengkapi dengan sistem proyeksi beresolusi tinggi dan suara imersif, sehingga memberikan sensasi kepada para penonton seolah-olah mereka sedang melakukan perjalanan melintasi antariksa dan melihat galaksi dari dekat.
Jumlah data yang sangat banyak tentang pergerakan bintang yang mendetail menyuguhkan pengalaman visual yang tiada tanding, termasuk beberapa pengalaman baru yang belum pernah ada sebelumnya, misalnya visualisasi pertama dari proses dramatis dan sedang terjadi tentang bergabungnya galaksi Bimasakti dengan galaksi-galaksi sekitarnya yang lebih kecil. Program ini diperkirakan akan ditayangkan di AMNH selama sekitar tiga tahun.
Pertunjukan itu juga mendapat dukungan khusus dari misi Gaia Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA), yang juga dikenal sebagai “survei miliaran bintang” (billion-star survey), sebuah proyek yang bertujuan untuk memetakan posisi, jarak, dan pergerakan hampir 2 miliar bintang di galaksi Bimasakti secara cermat, ungkap kurator pertunjukan tersebut, Jackie Faherty,
“Gaia telah merilis peta yang patut dibanggakan oleh seluruh umat manusia,” sebut Faherty dalam acara pratinjau media pada Selasa (3/6).
“Kami telah memetakan alam semesta dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dan Bimasakti benar-benar menjadi bintang utamanya,” tuturnya.

Tim produksi menghabiskan waktu sekitar satu setengah tahun untuk menciptakan pertunjukan berdurasi 25 menit ini.
Enam bulan pertama berfokus pada pencarian kumpulan data, pengembangan skema dan metode, perekrutan staf, serta pengembangan proses teknis, yang kemudian diikuti oleh satu tahun atau lebih berikutnya untuk proses produksi, papar Vivian Trakinski, produser pertunjukan sekaligus direktur visualisasi sains AMNH.
“Pertunjukan ini memiliki lebih banyak data simulasi dibandingkan pertunjukan-pertunjukan kami sebelumnya. Kami juga memiliki sistem suara baru di dalam kubah, yang terdiri dari 34 pelantang suara (speaker), yang memberikan kesempatan besar untuk mengkhususkan gerakan yang kami tampilkan dalam pertunjukan tersebut. Dengan demikian, pertunjukan ini menjadi jauh lebih kaya dan lebih canggih. Jadi, ini jelas merupakan kelanjutan dari tradisi kami, tetapi ada hal-hal lain yang membuatnya unik,” papar Trakinski kepada Xinhua.

Faherty menyampaikan harapannya bahwa pertunjukan antariksa ini, sebagai pengantar tentang bumi dan peta alam semesta, akan mendorong masyarakat mengeksplorasi data yang tersedia bagi semua orang, membuat penemuan, dan meninggalkan pertunjukan dengan keinginan untuk menjadi ilmuwan.
Hingga saat ini, pertunjukan-pertunjukan antariksa di AMNH telah dikunjungi oleh lebih dari 15 juta pengunjung dan telah didistribusikan ke 160 institusi di 40 negara di seluruh dunia, sebut rilis pers AMNH, yang merupakan salah satu institusi ilmiah dan budaya paling terkemuka di dunia yang telah berdiri selama lebih dari 120 tahun.
Artikel Asli