PM Li: China siap bekerja sama dengan Kuwait untuk hubungan stabil

Kuala Lumpur (KLiCk) – Perdana Menteri (PM) China Li Qiang pada Senin (26/5) mengatakan bahwa China siap bekerja sama dengan Kuwait untuk terus mendorong pengembangan hubungan bilateral yang stabil.

Pernyataan itu disampaikan oleh Li dalam pertemuannya dengan Sheikh Sabah Al-Khaled Al-Hamad Al-Sabah, putra mahkota Kuwait, di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)-Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC)-China.

Hubungan bilateral antara China dan Kuwait mempertahankan perkembangan yang stabil dan sehat sejak terbentuk lebih dari setengah abad lalu, kata Li.

Dalam beberapa tahun terakhir, di bawah bimbingan strategis Presiden China Xi Jinping dan Emir Kuwait Sheikh Mishal Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, hubungan China-Kuwait menghasilkan kemajuan yang pesat dan hasil-hasil yang bermanfaat dalam kerja sama praktis, kata Li.

China, kata Li, siap berkolaborasi dengan Kuwait untuk memperkuat kepercayaan politik timbal balik dan memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan, sehingga dapat terus mendorong pengembangan hubungan bilateral yang mendalam dan substantif.

Li menyoroti bahwa China dan Kuwait memiliki komplementaritas ekonomi yang kuat dan prospek kerja sama yang luas.

China siap bekerja sama dengan Kuwait untuk memperkuat sinergi antara Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra dengan Visi Kuwait 2035, memperluas cakupan kerja sama dan mempercepat implementasi proyek-proyek kerja sama utama, kata Li.

China bersedia mempererat kerja sama dengan Kuwait di bidang-bidang seperti energi, investasi, ekonomi hijau, ekonomi digital, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), sehingga dapat membuka ruang baru untuk kerja sama yang saling menguntungkan dan saling berkontribusi pada pengembangan dan revitalisasi satu sama lain, kata Li.

Li meminta kedua belah pihak untuk meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan dan pariwisata, lebih lanjut memfasilitasi pertukaran personel, serta membina persahabatan yang lebih dalam antara kedua bangsa.

Di tengah lanskap internasional yang bergejolak yang ditandai dengan meningkatnya unilateralisme dan proteksionisme, kata Li, China berkomitmen memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan Kuwait melalui platform multilateral seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), China-GCC, Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization/SCO), dan Konferensi untuk Interaksi dan Langkah Membangun Kepercayaan di Asia (Conference on Interaction and Confidence Building Measures in Asia/CICA) untuk mendorong tata kelola global yang lebih adil dan setara serta mendorong keharmonisan, stabilitas, dan kemakmuran bagi seluruh dunia.

Sementara itu, Al-Sabah mengatakan Kuwait dan China menikmati persahabatan tradisional yang mendalam, seraya menambahkan bahwa di bawah bimbingan strategis para pemimpin kedua negara, hubungan Kuwait-China telah menunjukkan momentum perkembangan yang baik.

Pihak Kuwait menyampaikan terima kasihnya kepada China karena mendukung Kuwait dalam menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya, katanya, seraya menambahkan bahwa Kuwait dengan teguh mematuhi prinsip Satu China dan mendukung posisi China dalam isu-isu menyangkut kepentingan intinya.

Kuwait juga sangat mementingkan pengembangan hubungan dengan China, dan bersedia bekerja sama dengan China untuk secara aktif mengimplementasikan konsensus penting yang dicapai oleh para pemimpin kedua negara, memanfaatkan potensi kerja sama, memperluas area kerja sama, memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan, serta memperkuat pertukaran antarmasyarakat dan budaya, ujarnya.

Kuwait juga siap bekerja sama dengan China untuk mendorong kolaborasi antara GCC dan China, meningkatkan komunikasi dan koordinasi dalam urusan regional dan multilateral, sehingga mendorong hubungan bilateral ke jenjang yang lebih tinggi, imbuhnya.

Perdana Menteri China tiba di Kuala Lumpur pada Senin untuk menghadiri KTT ASEAN-GCC-China.